SIAPA - DARIMANA - MAU KEMANA
Diantara saya dan teman dan
diantara kita semua pasti ada yang masih bingung soal JATI DIRI KITA. Apa itu
Jati Diri??? Teman sudah menemukannya??? Bagaimana kita menemukan Jati Diri
Kita??? Terlepas apakah teman sudah menemukan atau belum menemukannya, maka
perlu di pertimbangkan lagi, apakah konsep jati diri kita sudah betul tidak?
Jika salah, bahaya! Sebab semua tindakan kita akan berdasar pada konsep jati
diri kita. Jika salah, maka tindakan dan perilaku kita akan salah. Kita bisa
celaka, baik di dunia dan di akhirat.
Apa Itu Jati
Diri?
Jati Diri adalah salah satu
bentuk sikap dari kepribadian seseorang, baik dari tingkah laku maupun sifat
yang mencerminkan jati diri dari orang tersebut.
- Siapa saya?
- Dari mana asal saya?
- Dan saya mau kemana?
Ya, pertanyaan ini memerlukan
pemikiran mendalam untuk mengetahui jawaban yang benar. Tidak sedikit orang
yang masih kebingungan dan akhirnya melupakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini. Untuk merekan yang penting jalani
saja hidup ini.
Bolehkah Kita Mengabaikan Pencarian Jati
Diri?
Apakah kita perlu “meributkan”
tentang jati diri? Ya, kita perlu memahami siapa diri kita. Jika tidak, untuk
apa kita hidup? Hidup kita akan tanpa arah, tanpa makna, tanpa arti. Sebab,
bagaimana kita bisa memiliki hidup yang bermakna sementara kita tidak mengetahui
siapa kita dan mau kemana kita nanti.
Jadi jawabannya: kita tidak
boleh mengabaikan ini, kecuali teman ingin hidup berlalu tanpa makna.
Apakah Jati Diri Itu Membahas Bakat dan
Ketertarikan Kita?
Tentu saja kita memahami bahwa
kita memiliki keunikan masing-masing. Mencari kelebihan dan potensi unik kita
tentu saja sangat penting dalam kehidupan kita. Namun, yang kita perlukan tidak
sebatas menemukan bakat spesial kita. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa
orang yang sukses itu sudah menemukan jati dirinya dan jawabannya belum TENTU.
Dimanakah Kita Bisa Menemukan Jadi Diri
Kita?
Tidak ada yang lebih mengetahui
diri kita selain yang menciptakan kita, Allah Yang Maha Mengetahui. Mengapa
kita harus mencari makna jati diri selain Allah? Mengapa hidup kita
dikendalikan oleh konsep-konsep jati diri yang bukan dari Allah? Ini sangat
penting, sebab dari Allahlah kita akan menemukan jawaban yang tepat, dijamin
tidak akan salah sehingga hidup kita akan lebih berarti.
Tentu saja, teman tetap boleh
(bahkan harus) untuk terus menggali bakat dan potensi teman. Yang ingin saya
tekankan disini, bahwa jati diri itu bukan sebatas bakat dan potensi saja. Namun
Bakat dan Potensi itu adalah keunikan dan kelebihan teman, bukan jati diri teman.
JATI DIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA
Siapa Saya?
Manusia adalah mahluq Allah
yang terbuat dari tanah dan berikan ruh oleh Allah. Kemudian manusia dilengkapi
dengan potensi hati, akal, dan jasad. Hati dan akal adalah potensi yang
menyebabkan manusia memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan makhluq
lainnya.
Yang membuat segala sesuatu
yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari
tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. (QS As Sajdah:7-9)
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk, (QS. Al Hijr:28)
Untuk Apa Saya Ada?
Untuk itu, Allah sudah membeli
kita semua dengan potensi yaitu hati, akal, dan jasa yang cukup untuk memikul
dua tugas ini. Selama kita memanfaatkan semua potensi yang kita miliki, kedua
tugas ini akan terlaksana dengan baik.
Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS.
Adz Dzaariyaat:56)
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah:30)
Akan Kemana Saya?
Bukan hanya menuju anak-anak
bagi bayi. Bukan hanya menuju remaja bagi anak-anak. Bukan hanya menuju dewasa
bagi remaja. Bukan pula hanya menjadi tua bagi kita yang sudah dewasa.
Seungguhnya, tujuan pasti setiap manusia itu adalah kampung akhirat. Dan hanya
ada dua pilihan kampung akhirat, yaitu syurga (Al Jannah) dan neraka (An Naar).
Kita memilih yang mana? Tentu
saja, bagi kita orang yang beriman, kita berharap mendapatkan balasan syurga
dari Allah. Syaratnya adalah hidup kita sesuai dengan tujuan keberadaan kita,
yaitu sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah.
Adapun orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman,
sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang
fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak
keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada
mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (QS
As Sajdah:19-20)
Kesimpulan
Mudah-mudahan, setelah kita
memahami siapa kita, mengapa kita ada, dan mau kemana kita nanti, pikiran kita
tidak galau lagi karena bingung tentang jati diri. Kini sudah jelas, apa yang
perlu kita jalani dan konsekuensinya ke depan. Dan inilah fokus kita saat ini,
yaitu menjalani hidup untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok.
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al Hasyr:18)
Mungkin sampai sini saja
pembahasan kita mengenai Konsep Jati Diri Dalam Islam, semoga apa yang saya
bagikan ini bermanfaat untuk teman dalam menentukan Jati Diri Teman yang lebih
baik nanti. Diakhir kata saya ucapkan terima kasih dan jangan lupa mampir lagi
lain waktu. Salam
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar positif Anda tentang artikel ini