Peduli setan dengan
planit-planit! Peduli setan dia mau berputar, merosot, tabrakan, terjungkal!
Tetapi tidak “peduli setan” buat Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota
Weil der Stadt, Jerman, penemu hukum pergerakan planit-planit. Penemuan Kepler
in cuma dua puluh delapan tahun sesudah penerbitan buku De revolutionibus
orbium coelestium, buku besar yang di dalamnya memuat teori Copernicus bahwa planit-planit
berputar mengitari mentari dan bukannya mengitari bumi. Kepler belajar di
Universitas Tubingen, peroleh gelar sarjana muda tahun 1588 dan gelar sarjana
penuh tiga tahun kemudian. Umumnya para ilmuwan saat itu menolak teori
“heliocentris” Copernicus; tetapi, ketika Kepler di Tubingen dia dengar
hipotesa heliocentris itu dan memperincinya dengan kecerdasan tinggi, akhirnya
dia mempercayainya.
Sesudah meninggalkan Tubingen,
Kepler menjadi mahaguru selama beberapa tahun di akademi di kota Graz. Sambil
mengajar dia tulis buku pertamanya tentang astronomi (1596). Kendati teori yang
diajukan Kepler di buku itu ternyata sepenuhnya meleset, buku itu dengan jernih
menunjukkan kemampuan matematika Kepler dan kemurnian pikirannya, sehingga ahli
astronomi besar Tycho Brahe mengundangnya jadi asistennya di peneropong
bintangnya di dekat Praha.
Kepler menerima undangan ini
dan bergabung dengan Tycho bulan Januari 1600. Tycho meninggal dunia tahun
berikutnya, tetapi Kepler sudah berhasil menyuguhkan kesan baik pada
bulan-bulan sebelumnya sehingga Kaisar Romawi Suci –Rudolph II– segera
menunjuknya menggantikan Tycho selaku matematikus kerajaan. Kepler menduduki
posisi itu selama sisa hidupnya.
Sebagai pengganti Tycho Brahe,
Kepler mewarisi setumpuk besar catatan hasil pengamatan cermat ihwal
planit-planit yang telah digarap Tycho bertahun-tahun. Karena Tycho –astronom
besar terakhir sebelum diketemukan teleskop– juga pengamat yang hati-hati dan
teliti yang pernah dikenal dunia, catatan-catatan itu teramat besar harganya.
Kepler percaya bahwa catatan analisa matematika Tycho yang cermat
memungkinkannya menentukan kesimpulan bahwa teori gerakan planit adalah benar:
teori heliocentris Copernicus; teori geocentris Ptolemy yang lebih lamaan; atau
bahkan teori ketiga yang dirumuskan Tycho sendiri. Tetapi, sesudah
bertahun-tahun melakukan sejumlah perhitungan yang cermat, Kepler dengan rasa
cemas menemukan bahwa pengamatan Tycho tidaklah konsisten dengan teori-teori
yang mana pun juga!
Akhirnya Kepler menyadari bahwa
masalahnya adalah: dia, seperti juga Copernicus dan Tycho Brahe dan semua
astronom klasik telah menduga bahwa orbit keplanitan terdiri dari
lingkaran-lingkaran atau gabungan dari lingkaran-lingkaran. Tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa orbit keplanitan tidaklah melingkar, melainkan agak oval,
ellips.
Bahkan sesudah menemukan
pemecahan pokok, Kepler masih harus menghabiskan waktu berbulan-bulan
membenamkan diri dalam kerja hitung-menghitung yang rumit dan melelahkan untuk
meyakinkan bahwa teorinya memuaskan pengamatan Tycho. Buku besarnya Astronomia
Nova, diterbitkan tahun 1609, menyuguhkan dia punya bagian pertama dari dua
hukum pergerakan planit. Hukum pertama menegaskan tiap planit bergerak
mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips dengan matahari pada satu fokus.
Hukum kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih cepat ketika berada lebih
dekat dengan matahari; kecepatan planit berbeda begitu rupa bahwa garis yang
menghubungkan planit dan matahari selama perputaran, meliwati bidang yang sama
luasnya dalam jangka waktu yang sama. Sepuluh tahun kemudian Kepler
mengeluarkan hukum ketiganya: makin jauh jarak sebuah planit dari matahari,
makin perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan perputarannya atau kwadrat
kala perputaran planit-planit berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak
rata-ratanya dengan matahari.
Hukum Kepler, dengan
menyuguhkan gambaran pokok yang komplit dan tepat tentang gerak planit-planit
mengitari matahari, memecahkan masalah utama bidang astronomi, yang bahkan oleh
orang-orang genius seperti Copernicus dan Galileo terliwatkan. Tentu saja,
Kepler tidak menjelaskan mengapa planit-planit bergerak pada orbitnya seperti
itu; masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac Newton. Tetapi,
hukum Kepler merupakan pendahulu vital buat sintesa besar Newton. (“Jika saya
melihat lebih dulu dari orang lain,” begitu pernah Newton bilang, “ini akibat
saya berdiri di atas pundak-pundak para raksasa.” Tak salah lagi, Kepler adalah
salah satu dari raksasa-raksasa itu yang dimaksud Newton).
Sumbangan Kepler kepada
astronomi hampir bisa disejajarkan dengan Copernicus. Dan sesungguhnya, dalam
beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Dia lebih orisinal,,
dan kesulitan matematika yang dihadapinya bagaikan menggunung. Teknik
matematika pada saat itu tidaklah sesempurna perkembangannya seperti halnya
kini, dan saat itu tak ada mesin kalkulator yang menolong Kepler dalam tugas
penghitungan-penghitungannya.
Ditinjau dari sudut arti
penting karya Kepler, adalah mengherankan bilamana pada mulanya hampir tidak
digubris orang, bahkan oleh seorang ilmuwan besar seperti Galileo. (Galileo tak
ambil perhatian hukum Kepler sungguh mencengangkan karena kedua orang itu
saling berkorespondensi satu sama lain, dan juga karena hasil karya Kepler
dapat menolong menguji teori Ptolemy). Tetapi bila yang lain-lainnya agak
lambat menghargai ketinggian hasil karya Kepler, ini dapat difahami oleh Kepler
sendiri.
Dalam nada letupan kegembiraan
Kepler menulis “… Buku telah kutulis! Telah kupersembahkan sesuatu anugerah kesenangan
yang suci. Dia akan dibaca baik oleh orang sejamanku atau oleh generasi
sesudahku. Aku tidak peduli. Bisa jadi buku itu harus menunggu 100 tahun untuk
menjumpai seorang pembaca, seperti halnya Tuhan menunggu 6000 tahun seseorang
yang bisa memahami kebesaran karyanya.”
Meskipun angsur-berangsur,
sesudah melampaui beberapa dekade, arti penting hukum Kepler menjadi jelas buat
dunia ilmu pengetahuan. Pada abad berikutnya pendapat-pendapat yang memihak
teori Newton berkata bahwa hukum Kepler disimpulkan dari teori-teori itu.
Pendapat sebaliknya mengatakan, hukum gerak Newton, hukum gaya berat Newton
disimpulkan dari hukum Kepler. Tetapi, untuk berbuat demikian memerlukan teknik
itu, Kepler, cukup mudah menangkap permasalahannya dan mengajukan pendapat bahwa
gerakan planit dikontrol oleh tenaga yang datang dari matahari.
Sebagai tambahan hukum gerakan
planit-planit, Kepler menyumbangkan berbagai ihwal kecil di bidang astronomi.
Dia juga membuat sumbangan penting mengenai teori optik. Di akhir-akhir umurnya
–sayang sekali– dia diganggu oleh masalah pribadi. Jerman merosot jadi kacau
karena “Perang tiga puluh tahun” dan jarang orang yang bisa lolos dari
kesulitan-kesulitan serius.
Salah satu masalah adalah soal
nafkah. Kekaisaran Romawi Suci lambat dalam pembayaran gajinya, walau dalam
keadaan yang tidak gawat. Dalam keadaan perang yang kacau-balau, gaji Kepler
ditunggak terus. Karena Kepler kawin dua kali dan punya dua belas anak,
kesulitan duit ini betul-betul berat. Masalah lain menyangkut bundanya yang di
tahun 1620 ditahan dengan tuduhan jadi “dukun sihir.” Kepler banyak buang waktu
hingga akhirnya sang ibu bisa dibebaskan tanpa mengalami siksaan.
Johannes Kepler
meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa “Perang tiga
puluh tahun” yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan
planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong
batu nisan.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar positif Anda tentang artikel ini