-->
  • Kota Tual

         Pada postingan kali ini, saya akan bercerita sedikit tentang Kota Tual ( Kota asal saya sendiri ) yang mungkin diantara teman baru mendengar kota kecil namun indah ini. Sebenarnya sudah lama saya ingin postingkan cerita mengenai kota asal saya ini, namun data dan nara sumber yang saya dapatkan belumlah lengkap, tapi karena sekarang saya rasa sudah cukup lengkap, saya memberanikan diri untuk melakukan pastingan artikel tentang Kota Tual ini. Sebagian besar isi artikel ini saya dapatkan dari Wikipedia yang sengaja saya  satukan dalam satu postingan dan tentu sumbernya dari diri saya sendiri sebagai Putra tanah kei. Yups, kita langsung saja kepembahasannya.

    Sejarah Lisan :

         Penduduk yang berada di Kepulauan Kei hampir tidak memiliki catatan sejarah tertulis. Namun, hanya memiliki Tom-Tad, yakni berupa hikayat-hikayat lisan yang disertai dengan benda-benda warisan tertentu sebagai penjamin kebenaran hikayat itu. Sebagian besar hikayat ini dibumbui oleh dongeng atau lambang-lambang yang secara halafiah benar oleh penduduk pribumi Kepulauan Kei ini pada umumnya.

        Menurut hikayat setempat, leluhur orang Kei berasal dari Bal ( Bali ), wilayah kerajaan Majapahit dikawasan Barat Nusantara. Konon, dua perahu utama berlayar dari Pulau Bali menuju ke Kepulauan Kei, masing-masing dinahkodai oleh Hala’ai Deu dan Hala’ai Jangra. Setibanya di Kepulauan Kei, kedua perahu tersebut terpisah, Perahu rombongan menepi di Desa Ler-Ohoylim, Pulau Kei Besar. Sedangkan rombongan Deu berlabuh untuk pertama kalinya di DesaLetvuan, Pulau Kei Kecil.

         Nama dari Hala’ai Deu dan Hala’ai Jangra hanyalah sebuah nama gelar untuk kedua rombongan ini dan bukan nama diri. Nama asli mereka tidak legi diketahui, sebagian besar pemuka adat Kei mengatakan bahwa nama asli Hala’ai Deu adalah Esdeu, ada yang mengatakan Kasdeu, ada pula yang berpendapat bahwa nama sebenarnya adalah Sadeu, atau Sadewa, ataupun Dewa.

         Selain Bali, Penduduk Kei yakin bahwa negeri-negeri asal leluhurnya berasal atau mencakup Sumbau ( Pulau Sumbawa ), Vutun ( Buton ), Seran Ngoran ( Pulau Seram dan Gorom di Maluku Tengah ), serta DaloTernat ( Jailolo dan Ternate ).

    Kepulauan Kei :

         Kota Tual atau Nuhu Evav (Kepulauan Evav) sebutan yang dikenal oleh penduduk setempat dan lebih dikenal oleh penduduk dari pulau-pulau tetangga dengan nama Pulau Kei atau Pulau Kai ( “ Kai ” sebutan yang diambil dari zaman kolonial Hindia Belanda. Dengan kapasitas penduduk yang berjumlah 51.081 jiwa lebih.
         Kepulauan Kei atau Kota Tual terdiri dari beberapa pulau antara lain adalah :

    •    Kei Besar, atau Nuhu Yuut atau Nusteen.
    •    Kei Kecil, atau Nuhu Roa atau Nusyanat.
    •    Tanimbar Kei, atau Tnebar Evav.
    •    Kei Dullah, atau Du.
    •    Dullah Laut, atau Du Roa.
    •    Kuur.
    •    Taam.
    •    Tayando atau Tahayad.

         Dengan banyaknya Desa atau Perkampungan, Kota Tual memiliki berbagai macam Seni Budaya, dan Bahasa yang berbeda-beda dari masing-masing pulau. Teman bisa bayangkan, dalam Pulau Kei Besar sebagai Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara saja memiliki 21 Desa yang Ibukotanya berada di Elat dan 21 desa tersebut antara lain :

    1.    Ohoiwait
    2.    Ohoiel
    3.    Werka
    4.    Ler Ohoilim
    5.    Rahareng
    6.    Waur
    7.    Ngefuit
    8.    Waurtahait
    9.    Yamtel
    10.    Ohoinangan
    11.    Elat
    12.    Depur
    13.    Ohoylim
    14.    Fako
    15.    Reyamru
    16.    Elralang
    17.    Weer Ohoinam
    18.    Faa
    19.    Uwat
    20.    Mun Ohoitadium
    21.    Ad Wearaur

         Sedangkan pada Pulau Kei Kecil sebagai Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara yang terdiri dari 21 desa dan 1 kelurahan yang beribukotakan Langgur, desa dan kelurahan tersebut antara lain :
     
    Desa :
    1.    Ngabub
    2.    Ibra
    3.    Sathean
    4.    Faan
    5.    Langgur
    6.    Kolser
    7.    Kelanit
    8.    Letman
    9.    Ohoidertawun
    10.    Ohoililir
    11.    Ngilngof
    12.    Namar
    13.    Ngayub
    14.    Debut
    15.    Rumadian
    16.    Dian
    17.    Letvuan
    18.    Evu
    19.    Warwut
    20.    Wab
    21.    Tetoat

    Kelurahan :
    1.    Ohoijang Watdek

         Dilihat dari banyaknya Desa diatas, Seni, Budaya dan Bahasanyapun beragam dan berbeda-beda dari masing-masing daerah.

    Seni dan Budaya :

    Alat Musik :

         Pada Seni dan Budaya dari desa-desa yang berada di Kota Tual lebih cenderung atau banyak yang menggunakan alat musik Savarngil ( Suling ), Tiva ( Tipa atau Gendang ), dan Dada ( Gong ) yang berbahan antara lain :

    •    Savarngil ( Suling ) terbuat dari Bambu dengan panjang  4 sampai 8 inci, dan pada kedua ujung bambu terbuka dan memiliki 6 lubang sebagai tempat jari dan pada alat musik ini, tidak memiliki kunci nada seperti Suling pada umumnya.
    •    Tiva ( Tipa atau Gendang ) terbuat dari selembar kulit sapi yang terbentang erat pada sebuah wadah. Wadah inipun terbuat dari kayu yang dilubangi pada bagian tengah seperti sebuah cincin. Ukurannyapun tidak menentu, ada yang besar dan juga ada yang berukuran kecil.
    •    Dada ( Gong ) terbuat dari tembaga atau besi dengan jari-jari 12 sampai 15 inci dan pada bagian tengahnya dibuat agak menonjol.

         Ini hanyalah alat-alat musik yang biasa digunakan pada umumnya oleh masing-masing desa yang berada di Kota Tual. Dan yang pastinya masih banyak lagi alat musik yang terlahir dari zaman Nenek Moyang dari masing-masing desa yang mungkin berjumlah puluhan atau bahkan ratusan alat musik.

    Tarian :
    •    Sosoy Temar-Rubil ( Tarian Perang ) yang merupakan sebuah tarian Kei yang menceritakan sebuah kisah Perang yang hanya diperankan oleh kaum Pria yang berada di Kei.
    •    Sosoy Kibas ( Tarian Kipas ) yang hanya ditarikan oleh kaum wanita dengan lembut.
    •    Sosoy Sawat ( Tarian Pergaulan ) dan Sosoy Yarit ( Tarian Umum ) gerakan-gerakan dalam tarian ini yang tidak terlampau lembut maupun beringas dan pada tarian ini bisa diperankan atau ditarikan oleh kaum Pria ataupun kaum Wanita.
    •    Sosoy Swar Man-Vuun ( Tarian penghormatan ) pada tarian ini gerakan yang diperankan atau ditarikan oleh kaum Pria  dan diijinkan dengan gerakan yang agung dan lemah lembut. Pada tarian ini, dapat diperankan oleh Pria dan Wanita.

         Tarian-tarian diatas diciptakan dengan tujuan penghormatan. Oleh karena itu, anak-anak jarang diikut sertakan dalam terian-tarian tersebut dan hanyalah orang dewasa dan remaja akil-balig yang diikut sertakan. Oh iya hampir lupa, pada tarian atau Sosoy Swar Man-Vuun ( tarian Penghormatan yang dipentaskan dihaluan “Bilan” ( Perahu Kebesaran ) dulunya hanya ditarikan oleh kaum Pria yang sudah berkeluarga saja.
    Penari Wanita di Kepulauan Kei biasanya menggunakan Kipas ( Yerikh ) yang terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Dan pada kaum Pria, biasanya menggunakan Panah, Parang (golok), Tombak, dan  juga bulu Kasuari yang diikatkan pada ujung tongkat yang berukuran kurang lebih 10 cm.

         Seperti dibanyak tempat di Kepulauan Maluku, sejak zaman kolonial, penduduk Kei mengenal pula dansa ala Eropa, dan kaum mudanya saat ini tidaklah jauh tertinggal dalam seni tari kontemporer. Dansa Waltz, Cha cha cha, dan bahkan joget dangdut umumpun dapat dijumpai dalam pesta-pesta Pernikahan atau bahkan acara Ulang Tahun.

    Bahasa :

         Di Kota Tual, ada 3 bahasa rumpun austronesia yang dipertuturkan, antara lain sebagai berikut :
    •    Bahasa Kei ( Veveu Evav ) adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya, yakni di 207 desa di Kei Kecil, Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya menggunakan bahasa Kei atau Kai ini
    •    Sedangkan pada penduduk dipulau Kur dan Kamear menggunakan bahasa Kur ( Veveu Kuur ) dalam percakapan sehari-hari
    •    Dan pada desa Banda Eli ( Wadan El ) dan Banda Elat ( Wadan Elat ) dibagian Barat dan Timur Laut Pulau Kei Besar. menggunakan bahasa Banda ( Veveu Wadan ).

         Berikut saya juga akan menceritakan kepada teman mengenai Letak, Batas, dan Cuaca Kota Tual  secara lengkap dan akurat.

    Letak dan Batas Wilayah Kota Tual :

         Menurut Astronomi, Kota Tual terletak antara 5o sampai 6,5o Lintang Selatan dan 131o sampai 133,5o Bujur Timur. Dan bukan hanya itu.
    Menurut Geografis Kota Tual dibatasi antara lain oleh :
    •    sebelah Selatan : Laut Arafura.
    •    Sebelah Utara : Irian Jaya bagian selatan, Wilayah Kota Tual.
    •    Sebelah Timur : Kepulauan Aru.
    •    Sebelah Barat : Lau Banda dan bagian Utara Kepulauan Tanimbar.

    Luas Wilayah :

         Luas Wilayah Kota Tual adalah ± 7.856,70 km2 dengan Luas daratan ± 4.676,00 km2, dan Luas perairan ± 3.180,70 km2.

         Kota Tual hanya terdiri atas satu Gugusan Kepulauan yaitu : Gugusan Kepulauan Kei yang terdiri atas Kepulauan Kei Kecil dengan Luas keseluruhnya 722.62 km2 dan Kepulauan Kei Besar dengan Luas 550,05 km2. Dengan jumlah Pulau tersebut sebanyak 25 buah Pulau.

    Topografi :

        Secara Topografi Pulau Kei Kecil, dengan ketinggian ± 100 M diatas permukaan laut dengan beberapa Bukit rendah di Tengah dan Utara yang mencapai 115 M. kalau pada Kepulauan Kei Besar dengan Bukit dan Pergunungan yang membujur sepanjang pulau dengan ketinggian rata-rata 500 – 800 M dengan gunung Dab sebagai puncak tertinggi.

    Iklim :

         Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.

    a. Musim

    1.    Keadaan musim teratur, musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober. Musim ini adalah musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Februari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Februari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Februari.
    2.    Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret / April dan Oktober / Nopember.
    3.    Bulan April sampai Oktober, bertiup angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora.
    4.    Bulan April sampai September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan angin Tenggara dominan 61% .
    5.    Bulan Oktober sampai Maret bertiup angin Barat Laut sebanyak 50% dengan angin Barat Laut dominan 28%.

    b. Curah Hujan

         Curah Hujan antara 2.000 - 3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil. Sedangkan di Pulau Kei Besar diatas 3.000 mm per tahun. Tahun 2008 curah hujan di Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 2.441,9 mm per tahun atau rata-rata 203,5 mm per bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 225 hari atau rata-rata 18,8 hari hujan per bulan.

         Itulah sedikit cerita tentang Kota Tual, semoga apa yang saya ceritakan ini bermanfaat untuk teman dalam menambah wawasan. Dengan akhir kata saya ucapkan banyak Terima Kasih. Enjoy
  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

    Berikan komentar positif Anda tentang artikel ini